Judul : Kambing Jantan (Sebuah Komik Pelajar Bodoh)
Pengarang : Raditya Dika
Ilustrator : Dio Budiman
Genre : Humor
Penerbit : Gagasmedia
Tahun : 2008 (Buku 1) , 2011(Buku 2)
Halaman : 248 (Buku 1) , 200 (Buku 2)
You’ll like if You Like : Others Raditya Dika’s Novel
Rate : 8/10 (Buku 1) , 6/10 (Buku 2)
Review pertama gue untuk sebuah komik dan langsung dua komik sekaligus , bukannya apa-apa , tapi memang untuk komik ini hanya terbit sebanyak dua jilid. Setelah 5 novel yang menceritakan hidupnya yang seolah-olah setiap hari ada kejadian lucu dan ditakdirkan untuk melawak (walaupun di beberapa buku terakhir isinya curhat) ,Raditya Dika alias si Kambing hadir dengan konsep baru berupa komik , yang menceritakan tentang kehidupannya ketika menimba ilmu di Australia.
Di komik ini diceritakan gimana si Radit ketika dia baru tiba di Australia , gimana dia berusaha untuk survive kuliah di sana , gimana tinggal di apartemen dengan tetangganya yang heterogen sifatnya dan dijaga oleh penjaga apartemen yang bagaikan Beauty & The Beast , dan juga bagaimana menghabiskan waktu bareng sahabat-sahabatnya, terutama Harianto dan Youseff .
Untuk ceritanya , jujur gue lebih suka buku pertamanya. Di buku pertamanya menurut gue lebih menggambarkan bagaimana si Radit hidup di sana dan ceritanya walaupun memang komik ini genrenya komedi , tetep terasa nyata. Cerita favorit gue adalah “The Japan Party” yang menceritakan si Radit ikut pesta mahasiswa-mahasiswa Jepang dan karena pengen boker , ia minjem kamar mandinya Mai , temennya yang ngadain pesta tapi malah si Kambing ngilangin paspornya. Berbeda dengan buku keduanya yang menurut gue terlalu absurd jalan ceritanya dan malah kelucuannya jadi berkurang. Mungkin hal itu didukung juga sama gue udah suka sama bukunya yang pertama, dan setelah menunggu hampir dua tahun buku keduanya ngga keluar-keluar , dengan ekspektasi buku kedua bakal sama menghiburnya dengan bukunya yang pertama , gue jadi merasa kalau buku keduanya garing , sampai pas gue baca kerasa krenyes krenyes di mulut (ok itu mulai lebay..)
Untuk soal gambarnya , Dio Budiman hadir dengan gayanya yang kocak dan cara menggambarnya yang rude tapi tetep rapih , membuat mata kita jadi makin betah ketika membaca komik ini. Gue sangat suka bagaimana stylenya dalam menggambar dan bagaimana detail gambarnya sangat dia perhatikan. Tapi entah kenapa menurut gue di buku jilid keduanya , terutama bagian awal-awalnya , gambarnya menjadi ngga serapih buku pertamanya , poin minus lagi untuk buku keduanya.
Tapi overall komik ini menghibur kok. Sangat bisa dijadikan obat kalau kamu lagi suntuk atau stress karena masalah-masalah yang mengahadapi kamu. Tapi hati-hati , jangan sampai adek lo yang dibawah umur terlalu kepengaruh sama komiknya, bisa-bisa nantinya dia bisa bikin temen ngga ikut ujian atau malah bikin orang di deportasi. Selamat membaca dan tertawa :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar